BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sel
merupakan unit terkecil makhluk hidup, baik dalam dunia hewan maupun dunia
tumbuhan. Sel terdiri atas protoplasma yaitu isi sel yang terbungkus oleh suatu
membran atau selaput sel. Pada tahun 1957 Dougherty menggunakan dua istilah
sel, yaitu prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik adalh sel yang mempunyai
susunan atau komponen yang sederhana. Artinya di dalam protoplasma tidak ada
organel atau bagian-bagian sel selain inti yang secara terpisah terbungkus oleh
membran. Sistem pernapasan sel berkaitan dengan membran plasma. Oksigen dari
luar sel masuk ke dalam plasma melalui membran
dan karbondioksida dikeluarkan dari dalam sel melalui membran inti ini
pula. Sebagai contoh sel prokariotik ialah bakteri. Sel eukariotik mempunyai
susunan dan komponen yang lebih kompleks. Di dalam plasma sel terdapat inti sel
dan organel lain yang secara terpisah terbungkus oleh membran, misalnya
mitokondria, ribosom dan lain-lainnya. Pada sel eukariotik pernapasan sel
berlangsung pada mitokondria. Oksigen dari luar sel masuk ke dalam sel melalui
membran mitokondria. Dalam mitokondria oksigen digunakan dan karbondioksida
yang terbentuk dikeluarkan dari dalam sel melalui membran plasma.
Tubuh
manusia terdiri atas berjuta-juta sel yang mempunyai berbagai bentuk. Sel-sel yang
sama atau mirip bentuknya secara bersama-sama membentuk jaringan tertentu,
misalnya jaringan otot, jaringan syaraf dan lain-lain. Ada sel yang mempunyai
bentuk bulat pipih, bentuk serabut panjang, bentuk kubus dan lain-lain.
Beberapa contoh bentuk sel ialah sel pada jaringan penghubung, sel darah merah
(eritrosit) dan sel darah putih (leukosit), sel jaringan syaraf sel otot dan
sel ginjal. Selain bentuk sel yang berbeda-beda, ukuran sel pun bermacam-macam.
Sel eritrosit mempunyai diameter 0.0008 mm, sel otot berukuran panjang 4 cm,
sel syaraf dapat mencapai ukuran panjang 70 cm dengan diameter 0,125 mm.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat kami ambil sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah
struktur dari sel?
2. Apakah
fungsi dari beberapa organel sel?
3. Apakah
fungsi difusi melalui membran sel?
4. Bagaimanakah
proses transpor aktif melalui membran sel?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini antara lain:
1. Ingin
mengetahui struktur dari sel.
2. Ingin
mengetahui fungsi dari beberapa organel sel.
3. Ingin
mengetahui fungsi difusi melalui membran sel.
4. Ingin
mengetahui proses transpor aktif melalui membran sel.
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Struktur
dan Fungsi Sel

1.
Membran
sel
Sel
terbungkus oleh suatu membran semipermeabel selektif, yaitu yang memisahkan
bagian dalam sel dengan lingkungan luarnya. Membran ini biasanya disebut juga
membran sel karena membungkus plasma sel. Dengan adanya membran ini, sel dapat
mengatur lingkungan dalamnya untuk kepentingan tertentu, menggunakan energi
untuk memeperthankan lingkungan dalam sel, walaupun lingkungan luar sel
mengalami perubahan. Membran ini juga berfungsi membatasi perpindahan zat-zat
yang terlibat reaksi yang terjadi dalam sel maupun masuknya zat-zat dari luar
sel. Membran ini memiliki sifat dapat memilih atau melakukan seleksi zat-zat
dari dalam sel yang boleh keluar dari sel atau zat-zat dari luar sel yang boleh
masuk ke dalam sel. Membran sel ini bahkan memungkinkan terjadinya pemindahan
zat dari konsentrasi yang rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi, jadi melawan
atau bertentangan dengan gradien konsentrasi.
Membran
sel mempunyai ukuran tebal antara 75 sampai 100 Angstrom dan bersifat elastis.
Analisis kimia menunjukkan bahwa membran sel terdiri atas 60% protein dan 40%
lipid. Protein dalam membran terutama ialah stromatin, yaitu suatu jenis
protein yang bersifat elastis dan tidak dapat larut. Adapun lipid yang
membentuk membran sel terdiri atas 65% fosfolipid, 25% kolesterol dan 10% lipid
yang lain. Susunan kimia membran ini ternyata tidak selalu sama, tetapi berbeda
untuk sel-sel yang berbeda jenisnya. Membran sel dibentuk oleh beberapa
lapisan, yaitu lapisan lipid di bagian tengah dan di lapisi oleh lapisan
protein. Di tengah-tengah lapisan lipid terdapat cairan yang memisahkan lapisan
lipid.
Molekul
lipid tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan lapisan bagian dalam. Bagian
molekul lipid yang bersifat polar berikatan dengan molekul protein, sedangkan
bagian non-polar berada di bagian dalam bersama dengan cairan yang terdapat
dilapisan tengah. Adanya lapisan protein di bagian luar menjadikan membran sel
bersifat hidrofil, artinya molekul air dapat dengan mudah menempel pada
membran. Pada membran terdapat pori-pori, yaitu lubang-lubang yang sangat kecil
dengan diameter kira-kira 7 Angstrom. Diperkirakan sebagian dari
molekul-molekul yang berukuran kecil dapat masuk ke dalam sel melalui pori ini.
Sejumlah enzim terdapat pada membran sel dan berfungsi sebagai katalis dalam
beberapa metabolisme, sehingga membran sel dapat menjadi tempat berlangsungnya
reaksi metabolisme.
2.
Sitoplasma
Sitoplasma
adalah fase cair dalam sel yang mengandung berbagai macam konsituen berupa
organel sel, antara lain mitokondria, ribosom dan lain-lain. Zat-zat yang
terlarut dalam sitoplasma antara lain protein, RNA, metabolit untuk digunakan
oleh sel (misalnya glukosa), elektrolit dan beberapa sisa dari hasil kegiatan sel, misalnya urea,
kreatini, asam urat, enzim-enzim yang digunakan untuk proses glikolisis, yaitu
pengubahan glukosa menjadi asma piruvat dan laktat, serta enzim untuk
biosintesis asam lemak terdapat dalam sitoplasma. Sitoplasma yang terletak
dekat membran sel lebih kental disebut ektoplasma dengan membran inti
disebut endoplasma.
Beberapa
organel yang terdapat pada sitoplasma adalah endoplasmik retikulum,
mitokondria, lisosom, mikrosom, granula, kompleks golgi dan lain-lain.
a. Endoplasmik
Retikulum
Dibeberapa
tempat, membran sel membentuk kosong-kosong kecil yang masuk ke bagian dalam
sitoplasma dan membentuk jaring-jaring. Lorong-lorong kecil ini disebut
endoplasmik retikulum. Di bagian dalam sel, endoplasmik retikulum berhubungan
dengan membran sel. Diperkirakan endoplasmik retikulum ini digunakan sebagai
saluran zat-zat dari inti sel ke seluruh bagian sitoplasma. Pada dinding
endoplasmik retikulum terdapat partikel-partikel yang disebut ribosom. Ribosom
terdapat dalam jumlah banyak pada dinding endoplasmik retikulum dan mempunyai
susunan kimia 50% RNA dan 50% protein.
Biosintesis protein berlangsung dalam ribosom, karena itu sel yang memproduksi
protein dalam jumlah besar mengandung banyak ribosom.
b. Mitokondria

Mitokondria
terdapat dalam semua sel, hanya jumlahnya bervariasi dari beberapa ratus hingga
beberapa ribu. Mitokondria berbentuk bulat panjang dengan berbagai ukuran,
mempunyai membran ganda yaitu membran dalam dan membran luar. Membran dalam
membentuk lipatan-lipatan yang disebut kristae, di mana terdapat enzim-enzim
oksidase, bagian dalam miokondria terisi oleh zat yang kental, disebut matriks.
Dalam mitokondria ini berlangsung proses oksidasi zat-zat dalam makanan yang
menghasilkan energi. Energi yang terjadi dari proses oksidasi ini digunakan
untuk membentuk molekul ATP. Bila diperlukan molekul ATP ini dapat memberikan
energi yang disimpannya. Jadi dapat dikatakan bahwa mitokondria adalah tempat
pembangkit energi sel. Zat-zat dalam makanan dioksidasi oleh beberapa enzim
pada mitokondria melalui reaksi-reaksi dalam siklus asam sitrat, di mana
terjadi reaksi dehidrogenerasi dan dekarboksilasi. Proses ini membutuhkan
oksigen yang dengan ion hidrogen dan elektron yang dilepaskan pada reaksi dalam
siklus asam sitrat itu akan membentuk
molekul air. Rangkaian reaksi perpindahan elektron dapat menimbulkan energi
yang dapat digunakan untuk membentuk ATP. Proses ini disebut pernapasan sel
karena melibatkan penggunaan oksigen.
c. Lisosom
Lisosom
merupakan organel sel yang mempunyai diameter antara 250-750 milimikron, berisi
sejumlah besar partikel kecil dengan diameter berukuran 55-80 Angstrom. Dalam
partikel ini terdpat enzim-enzim yang bekerja pada proses hirolisis, khususnya
hidrolis terhadap molekul-molekul besar. Sebagi contoh protein besar akan terhidrolisis
menjadi asam lemak dan gliserol. Pada sel-sel yang mati, lisosom pecah dan enzim
yang bekerja pada proses hidrolisis masuk ke dalam sitoplasma dan menyebabkan
terjadinya proses hidrolisis dalam sel sendiri sehingga sel akan rusak. Dalam
sel darah putih atau leukosit terdapat lisosom yang berguna dalam merusak bakteri
yang dapat ditangkap oleh sel leukosit tersebut.
d. Kompleks
golgi
Kompleks
golgi terletak didekat inti sel dan mempunyai hubungan dengan endoplasmik
retikulum. Dalam kompleks golgi berlangsung reaksi pembentukan glikoprotein,
yaitu gabungan karbohidrat dengan protein. Protein yang terbentuk dari
asam-asam amino dalam ribosom dibawa ke endoplasmik reikulum, kemudian
diteruskan ke dalam kompleks golgi di mana berlangsung reaksi dengan
karbohidrat membentuk glikoprotein. Di samping itu kompleks golgi
berfungsi mengatur keadaan membran sel,
yaitu mengatur pemisahan zat-zat ke dalam sitoplasma dan keluar dari sel
melalui membran sel.
3.
Inti
Sel
Inti
sel merupakan pusat sel yang mengatur reaksi-reaksi yang berlangsung dalam sel
dan juga reproduksi sel. Bentuk inti sel umunya bulat dan terletak di bagian
tengah sebuah sel. Inti sel terpisah dari sitoplasma oleh membran inti. Di
dalam inti se terdapat nukleoplasma yaitu cairan kental, dan nukleolus yaitu
bagian yang lebih padat tetapi tidak terbungkus oleh suatu membran.
Inti
sel terutama mengandung asma ribonukleat (RNA) dan ini membuktikan bahwa disini
terjadi sitesis RNA yang kemudian dibawa ke dalam ribosom.membran inti terdiri
atas dua lapisan yang mempunyai pori-pori yang berukuran 400 sampai 700
Angstrom. Pori-pori ini cukup besar untuk dapat di lalui oleh molekul protein
dari dalam inti ke dalam sitoplasma.
Dalam
inti tedapat kromatin atau kromosom yang terdiri atas serat-serat DNA yang
bergabung ddengan histon. Inti sel juga mengandung beberapa enzim antara lain
DNA polimerase, RNA polimerase dan enzim yang digunakan dalam proses glikolisis
maupun dalam siklus asam sitrat. Dalam nukleolus terdapat enzim-enzim RNA
polimerase, RNA ase, NADP pirofosforilase, ATP ase, tetapi tidak terdapat DNA
polimerase.
4.
Transportasi
Melalui Membran
Membran
sel berfungsi mengatur zat-zat yang masuk ke dalam sel maupun yang ke luar dari
sel. Ada beberapa cara metabolit berpindah melalui membran sel.
a. Difusi
biasa
Metabolit
yang mempunyai bobot molekul rendah dapat berdifusi melalui membran. Proses
difusi dapat berlangsung apabila ada perubahan konsentrasi antara kedua yang
dipisahkan oleh membran. Dalam [proses difusi ini zat yang terlarut dapat
berpindah dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan konsentrasi rendah,
hingga tercapai keadaan keseimbangan. Pada keadaan keseimbangan, konsentrasi
kedua larutan sama besar.
b. Osmosis
Tidak
semua molekul dapat bergerak melalui suatu membran. Demikian pula tidak semua
membran dapat di lalui dengan leluasa oleh berbagai molekul. Membran demikian
disebut dengan membran semipermiabel atau permeabel selektif. Proses osmosis
adalah proses perpindahan pelarut suatu zat melalui membran permeabel selektif.
Sebagai pelarut zat-zat pada makanan
dalam tubuh ialah air. Oleh karena itu osmosis yang terjadi ialah proses
perpindahan air melalui membran sel. Perpindahan air berlangsung dari alrutan
yang encer ke dalam larutan yang lebih pekat dsn mengskiatkan terjadinya suatu
tekanan dari zat cair yang disebut tekanan osmosis. Sel dalam tubuh di
kelilingi cairan tertentu yanfg mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan
cairan atau plasma sel. Dalam hal ini kedua cairan itu disebut isotonik. Sel
darah merah bersifat isotonik terhadap plasma darah di luar sel. Apabila sel
darah merah di tempatkan pada air destilasi atau cairan yang mempunyai
tekananosmosis lebih rendah (hipotonik) maka air akan masuk ke dalam sel darah
merah, sehingga sel akan menggelembung dan pecah. Sebaliknya bila sel darah
ditempatkan pada larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih besar
(hipertonik) daripada sel darah merah, maka air akan keluar dari dalam sel
sehingga sel akan mengecil
c. Transpor
pasif
Pada
dasarnya proses transpor pasip sama dengan difusi biasa, yaitu berlangsung dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.zat yang berdifusi pada
proses difusi biasa tidak mengalami suatu perubahan selama proses berlangsung. Di
samping itu kecepatan difusi tergantung pada selisih konsentrasi zat yang
terlarut selama proses berlangsung, artinya apabila selisih konsentrasi
menurun, maka kecepatan difusi juga menurun. Kenaikan suhu 10 derajat akan
menaikkan kecepatan difusi kira-kira sebesar 1,4 kali.
Pada
proses transpor pasif, senyawa yang berdifusi diikat oleh suatu senyawa lain
yang terdapat dalam membran, kemudian di angkut ke pihak lain dan di lepaskan
lagi dalam bentuk senyawa semula. Senyawa yang mengangkut zat yang berdifusi
dinamakan “pengangkut”. Ada beberapa karakteristik pada proses transpor pasif.
1. Proses
transpor pasif ini memperlihatkan adanya kecepatan maksimum. Pada konsentrasi
yang sama, kecepatan awal transpor pasif lebih besar pada difusi biasa.
Kecepatan difusi maksimum terdapat pada konsentrasi besar, karena pengangkut
sudah jenuh, sehingga tidak mungkin menampung atau mengikat senyawa lagi.
2. Proses
difusi atau transpor pasif ini mempunyai kekhasan bagi zat yang berdifusi.
Sebagai contoh sel eritrosit beberapa vertebrata mempuyai sistem transfor
melalui membran yang dapat mempermudah atau mempercepat masuknya D-glukosa atau
monosakarida yang strukturnya mirip glikosa, tetapi tidak mempunyai aktivitas
semacam itu terhadap D-fruktosa atau suatu disakarida laktosa. Kekhasan lain
bersifat kekhasan ruang. Sebagi contoh sistem transfor pada membran sel hewan
lebih aktif terhadap L-asam amino daripada isomer D-asam amino. Dengan adanya
karakteristik yang kedua ini, dikemukakan anggapan bahwa pada molekul pengangkut
terdapat bagian yang khas untuk berikatan
dengan zat yang diangkut berdifusi. Hal ini analog dengan pembentukan kompleks
enzim substrat.
3. Transport pasif ini dapat di hambat secara khas pula.
Apabila zat yang struturnya mirip dengan zat yang berdifusi, maka ada
kemungkinan terjadi hambatan. Zat yang menghambat dapat membentuk ikatan dengan
molekul pengangkut, sehingga bagian yang khas terpakai oleh inhibitor. Dengan
demikian tidak terjadi ikatan antara zat yang berdifusi dengan molekul
pengangkut.
d.
Transport aktif
Pada proses transport aktif, suatu zat berpindah dari
tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat tinggike tempat yang berkonsentrasi
rendah. Sebaliknya ada pula ion-ion yang dapat berpidah dari suatu tempat
berkonsentrasi tinggi. Pada umunya orang sependapat bahwa perpindahan suatu zat
yang bertentangan dengan gradient konsentrasi, merupakan proses perindahan
aktif atau transport aktif dengan menggunakan sejumlah energy yang diperoleh dari dalam sel. Enerrgi yang
digunakan berasal dari molekul ATP. Dengan demikian apabila pembentukan energi
dala sel di hambat ole suatu inhibitor, maka transport aktif secara tidak
langsung ikut terhambat.
Ada beberapa kemungkinan mekanisme transport aktif
yang dikemuukakan orang. Zat (A) masuk ke dalam membran dari luar, kemudian
dalam membran mengalami proses kimia seperti fosforilasi, tetapi kembali
seperti keadaan semula (A) pada waktu masuk ke dalam sel. Reeaksi fosforilasi
melibatka ATP sebagai sumber energy dan gugus fosfat yang diikat pada molekul
zat A, akan dileps lagi sebagai gugus fosfat anorgani. Mekanisme kedua
mengemukakan adanya molekul X sebagai pengangkut zat A. Sebelum berkatan dengan
molekul A, zat X mengalami perubahan konformasi menjadi X. Perubahan ini menggunakan energy dari ATP yang berubah
menjadi ADP. Setelah terjadi X, maka zat A yang masuk ke dalam membrane sel
bergabung dengan X membentuk kompleks.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Struktur
sel itu tersusun atas membran sel, sitoplasma, inti sel, dan lain-lain. Sitoplasma
adalah fase cair dalam sel yang mengandung berbagai macam konsituen berupa
endoplasmik retikulum, mitokondria, lisosom, mikrosom, granula, kompleks golgi
dan lain-lain. Adapun inti sel merupakan pusat sel yang mengatur reaksi-reaksi
yang berlangsung dalam sel dan juga reproduksi sel.
B.
Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk memotivasi kami dalam membuat makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak atau kalangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar