Kamis, 10 Januari 2013

PROSES PENYERAPAN AIR DAN MMINERAL OLEH AKAR DAN TRANSFOR GETAH XYLEM


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Tanaman merupakan suatu organisme yang dapat dibilang paling banyak melakukan penyerapan utamanya pada unsur air dan mineral tanah. Penyerapan ini dilkukan sebagai salah satu kesatuan system metabolisme dalam tanaman. Tanaman melakukan penyerapan atau absorbs untuk menyebarkan hasil-hasil metabolisme utamanya hasil fotosintesis dan transport energy ke seluruh tubuh. Hasil transport ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Zat-zat yang ditransport ini termasuk unsure-unsur hara yang ada dalam tanah maupun hara yang ditambahkan pada tanaman. Hara-hara ini diserap dalam bentuk ion-ion oleh perakaran tanaman yang selanjutnya disebarkan ke seluruh Proses penyerapan pada tanaman terjadi karena adanya proses difusi, osmosis, transport aktif dan imbibisi sebagai sistem transport air, mineral dan hasil metabolisme.
Berdasarkan data hasil penelitian, (Agus, 2010)  terdapat kesesuaian hasil yang diperoleh dengan nilai yang paling tinggi didapatkan dari kacang yang direndam pada Aquadest (7,78 x 10-5). Selain itu, sebagian besar nilai kecepatan yang didapat dengan larutan Sukrosa 0,5 M lebih besar dari hasil yang menggunakan larutan sukrosa 1 M. jadi pada dasarnya meknaisme penyerapan nutrisi terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi antara koloid tanah dan akar tanaman (buluh akar) dan adanya perbedaan potensial antara keduanya sehingga unsure hara dapat masuk ke tanaman
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami ambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana proses penyerapan Air dan mineral oleh akar?
2.    Bagaimana proses getah xilem?
C.      Tujuan
Dari  Rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah kami adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui peroses  Penyerapan air dan  mineral oleh akar
2.    Mengetahui proses Transpor getah xilem



BAB II
PEMBAHASAN

1.        Proses Penyerapan Air dan Mineral Oleh Akar
a.     Rambut Akar, Mikorhiza, dan Luas Permukaan  Sel-Sel Kortikal yang Sangat Besar Meningkatkan Penyerapan Air dan Mineral
Adaptasi yang meningkatkan luas permukaan dikaitkn dengan fungsi sistem akar dalam  penyerapan air dan mineral dari tanah kebanyakan proses penyerapan ini terjadi didekat ujung akar, yaitu dimana epidermisnya permiabel terhdap air dan dimana terdapat rambut akar. Rambut akar yaitu penjuluran dan pemanjangan sel-sel epidermal merupakan struktur yang menyusun sebagian besar luas permukaan dari akar. Partikel-partikel tanah yang umumnya dilapisi dengan air dan mineral yang terlarut, melekat erat pada rambut akar tersebut. Larutan tanah mengalir ke dalam dinding hidrofilik sel epidermal dan dapat lewat dengan bebas di sepanjang apoplas ke dalam korteks akar. Ini akan mengakibatkan tereksposnya sel-sel parenkima korteks ke dalam larutan tanah. Menyediakan suatu luas permukaan yang jauh lebih besar daripada luas permukaan epidermis.

Organ Akar pada Tumbuhan

Saat larutan tanah bergerka di sepanjang dinding sel, juga terjadi pengambilan air dan zat terlarut oleh sel-sel epidermis dan korteks, mengakibatkan terjadinya perubahan jalur dari apoplas ke simplas. Penyebaran membran plasma inilah yang membuat penyerapan mineral menjadi selektif.larutan tanah umunya sangat encer dan akar dapat mengakumulasi mineral esensial hingga konsetrasi yang rautsan kali lebih tinggi daripada konsentrasi mineral yang di dalam tanah.
Dalam urusan penyerapan air dan mineral dari tanah yang sangat penting ini sebagian besar tumbuhan tidak melakukannya sendiri,  akan tetapi memiliki partner dalam bentuk fungi simbiotik. Akar yang “terinfeksi ini akan mebentuk mikorhiza, suatu istilah untuk struktur simbiotik yang terdiri atas akar tumbuhan yang saling melilit dengan hifa (filamen) dari fungi tersebut. Hifa akan menyerap air dan mineral tertentu.

http://wandylee.files.wordpress.com/2012/04/penyerapan-air-dan-mineral1.jpg?w=300&h=228
Gambar.2 proses penyerapan air dan mineral serta pengangkutannya.
b. Endodermi berfungsi sebagai penjaga gerbang yang selektif antara korteks akar dan jaringan pembuluh
Air dan mineral dari tanah yang masuk kedalam korteks akar tidak dapat diangkut ke bagian lain pada tumbuhan sampe air dan mineral tersebut memasuki xilem dari silinder pembuluh (stile). Endodermis yaitu lapisan sel-sel yang paling dalam pada korteks akar, mengelilingi setele dan berfungsi sebagai titik peringkasan (cbeckpoint) terakhir untuk saluran aliran selektif mineral dari korteks ke dalam jaringan tumbuhan. Mineral-mineral yang sudah berada di dalam simplas ketika mencapai endodermis terus bergerak melalui plasmodesmata sel-sel endodermal masuk ke dalam stele. Mineral ini telah disaring oleh membran selektif yang harus di lewatinya agar bisa memasuki simplas dalam korteks. Mineral-mineral yang mencapai endodermis melalui apoplas akan menghadapi suatu ujung yang buntuh yang menghalangi alirannya untuk masuk ke dalam stele. Di dalam dinding dari masing-masing sel endodermal terdapat pita kasparian (casparianstrip), yaitu suatu pita yang terbuat dari subering, yaitu suatu bahan berlilin yang kedap terhadap air dan minerla terlarut.  Dengan demikian, air dan mineral tidak dapat menembus endodermis dan memasuki jaringan pembuluh melalui apoplas. Satu-satunya jalan untuk melewati halangan tersebut adalah air dan mineral harus melewati membran palsma suatu sel endodermal dan memasuki stele melalui simplas. Endodermis dengan pita kasparian memberikan jaminan bahwa tidak ada mineral yang dapat mencapai jaringan pembuluh akar tanpa melewati membral tersebut..
Jika mineral tidak memasuki sel-sel korteks, mineral harus memasuki sel-sel endodermal atau sama sekali tidak dapat memasuki jaringan pembuluh. Struktru dan endodermis dan letaknya yang strategis pada akar membantu fungsinya sebagai penjaga pintu masuk diperbatasan korteks stele, suatu fungsi yang menyebabkan akar mempunyai kemampuan untuk mengangkut secara selektif mineral-mineral tertentu dari tanah ke xylem.
Segmen terakhir dalam jalur tanah => xylem adalh proses mengalirnya air dan mineral ke dalam trakeit dan elemen-elemen pembuluh dari xylem. Sel-sel pengangkutan ini tidak memiliki protoplas. Sehingga lumensel dan juga dindingnya adalah bagian dan apoplas. Masuknya air dan mineral ke dalam xylem memerlukan proses pemindahan keduanya dari simplas ke apoplas. Sel-sel endodermal dan sel-sel parenkima di dalam stele melepaskan mineral ke dalam dinding sel-sel tersebut. Baik difusi maupun transpor aktif kemungkinan terlibat dalam proses pemindahan dalam zat terlarut ini dari simplas ke apoplas sehigga air dan mineral sekarang bebas memasuki trakeid dan pembuluh-pembuluh xylem. Air dan nutrien mineral di angkut dari tanah ke xylem akar sekarang dapat di angkut ke atas sebagai getah xylem menuju sistem tunas.
1. Pengangkutan Apoplast

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7m_4tyaJhC85kl9QrMraoEC2XobLl9wyZJJMSFchQn2BGKp7WT8hyphenhyphensbl_n-Zzcb0CijSMdD5BBu-4IRj11LvTubemRCLoUYCN2O3E5v8A_22EXWmV1AJHCowD1-XjgT0u0mCsjzVxOyS-/s320/symplast+and+apoplast+transportation.bmp

Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara osmosis. Aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis. Air tidak mengalir karena terhalang bagian endodermis bersifat impermeable yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin. Namun ada bagian yang khusus yaitu celah kaspari yang bisa dilalui air. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
2. Pengangkutan Simplas
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR97NJ2sOeHvr1X7mHBtLgLhVqVk0L0eGz2iOKQa6P-ywi6L8GChzcg0T_i81V8WAD_-0_0FqBAMM56TyW3gOwGL6nxwNNsbeBtou1GTynaBUTpU5i9Ses-zJwRe0hbJesyymVKB4luEc3/s320/SYMPLAST+-+APOPLAST.bmp
Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak masuk kedalam sel (inilah yang membedakan dari keduanya). Air masuk sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian Xylem yang ada bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas jika diurutkan dari luar kedalam. Sel – sel bulu akar menuju sel – sel korteks - endodermis - perisikel - xilem.
3.      Transpor Getah Xylem
Transfor getah xylem mengalir ke atas melalui pembuluh dengan laju 15 meter per jam atau lebih cepat lagi. Pena bercabang di seluruh bagian daun, menempatkan pembuluh xylem didekat setiap sel. Daun bergantung pada sistem pengiriman yang efisien ini untuk persendian airnya. Tumbuhan kehilangan air dalam jumlah yang sangat besar melalui transfirasi yaitu kehilangan uap air dari daun dan bagian-bagian lain yang berda di atas permuakaan tanah pada tumbuhan itu.












1)        Naiknya getah xylem sebagian besar bergantung pada transpirasi dan sifat-sifat fisik air
Getah xylem akan naik melawan gravitasi,tanpa bantuansuatu pompa mekanis apapun hinggan mencapai ketinggian lebi dari 100 meter pada pohon-pohon yang paling tinggi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK1UjNPemdsYfK21ps8mOsBpvjzfsTNU_OpDBxWcPt84INwtg13zCD7AYkqWnYWuJE-zaP-Zo26b7xRIRTeXVuRgyaq3-C8MpBJS13mVytj5fF46c3EWixv3w34ehyeanT__RaEPGLeRF_/s320/model.gif

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem.
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2  zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif.
Imbibisi merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang.  Misal masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam.
Diffusi  gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
Osmosis merupakan proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor. Untuk sel tumbuhan bersifat selektif semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut. Peristiwa ini disebut plasmolisis.
Transpor aktif merupakn pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula. Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Misal perpindahan air dari korteks ke stele.



















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem). Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya mempunyai dinding sel. Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar sebagai tempat masuknya mineral (zat-zat hara) dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan.Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar sebagai tempat masuknya mineral (zat-zat hara) dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan.
B.  Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk hal tulis menulis agar lebih berhati-hati dan saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mohon kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.















BAB IV
 DAFTAR FUSTAKA
·      Oleh biologi itu mudah di 13:42  label: transportasi tumbuhan




























KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas berkat rahmat, taufik dan hidayah_Nyalah sehingga  makalah tugas BOTANI yang bertema “Penyerapan Air dan Mineral Oleh Akar dan Transpor Getah Xilem” dapat tersusun dan selesai sesuai dengan  waktu yang direncanakan.
            Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan tugas serta membimbing kami, karena dengan tugas ini pengetahuan kami semakin bertambah.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan agar kami termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi dalam menyusun tugas makalah selanjutnya.
            Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran untuk kita semua.



Sumbawa Besar, 26 Desember 2012















DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................                     i
Daftar isi....................................................................................................................................         ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................       1
  1. Latar  Belakang.............................................................................................................                      1
  2. Rumusan Masalah.........................................................................................................          1
  3. Tujuan...........................................................................................................................          1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................        2
1.      Proses penyerapan Air dan Minieral oleh akar...........................................................           2
BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan....................................................................................................................         8
  2. Saran...............................................................................................................................        8
BAB IV DAFTRA PUSTAKA..................................................................................................     9

*

Senin, 07 Januari 2013

PROTOZOA


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Protozoa merupakan hewan bersel satu.  Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami simpulkan berdasarkan latar belakang diatas, antara lain:
1.    Apa pengertian protozoa?
2.    Bagaimanakah morfologi protozoa?
3.    Bagaimanakah fisiologi  protozoa?
4.    Bagaimanakah klasifikasi protozoa?
5.    Bagaimanakah perkembangbiakan protozoa?


C.      Tujuan
Berdasarkan  rumusan masalah diatas, maka tujuan yang harus dicapai:
1.    Untuk mengetahui pengertian protozoa.
2.    Untuk mengetahui morfologi protozoa.
3.    Untuk mengetahui fisiologi protozoa.
4.    Untuk mengetahui pengklasifikasian protozoa.
5.    Untuk mengetahui perkembangbiakan protozoa.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Definisi protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiselular dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa itu aselular tetapi keseluruhan organisme dibungkus oleh satu plasma membrane.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_QJXXqhIp6404WpuUN6AtL3F2buQMQGrgsaaD6cJcThA1wNlQCmlyjf2oklRMIw2yj6W9Bj390hJLBN1K5JntzrhzvkZH6crAbyVOoBymOr8D1dR2UI_oe0FsfW0s2H6cwmuyTeMJT7BO/s1600/Protozoa-775267.jpg

Protozoa itu kecil, berukuran kurang dari sepuluh micron dan walaupun jarang, ada yang mencapai 6 milimeter contoh : Ciliata spirostomum sp (3mm) dan sporozoa Porospora gigantean (16 mm).
Protozoa hidup di dalam air tawar, dalam air laut tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain.

B.       Morfologi   Protozoa
Adapun morfologi protozoa secara umum:
Protozoa atau Hewan bersel satu mencakup banyak organisme renik heterotrof bersel tunggal. Seperti Amoeba serta Paramaecium. Namanya berasal dari dua kata bahasa Yunani: proto (awal) dan zoon (hewan), sehingga berarti "hewan pertama". Organisme ini dianggap sebagai eukaryota pertama yang bisa hidup sebagai sel tunggal di alam (Jasin,1984).
Menurut (Jasin,1984) ciri-ciri umum yang tergolong pada filum protozoa adalah sebagai berikut:
1.    Tubuh hewan ini tersususn atas satu sel, ukuranya beberapa mikron sampai milimeter.
2.    Umumnya hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni.
3.    Pada umunya berkembang biak dengan membelah diri.
4.    Makananya berupa bakteri, hewan bersel satu lainya atau sissi organisme.

Stuktur tubuh pada protozoa yang hanya bersel satu ini, bentuknya bermacam-macam, ada yang tidak tetap dan ada yang tetap. Sedangkan bentuk tetap ini di sebabkan telah memiliki pciliculas (kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur ( Jasin,1984).
Sitoplasma sebagaian pada ptotozoa tidak berwarna, tetapai beberapa spesies yang kecil, misalanya padsa Stentor cocreleus bewarna biru, dan Blepharisma laterilia berwarna merah atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya di bedakan atas bagian pinggiran yang di sebut Ecloplasma dan bagian sentral yang lebih padat dan bergranula di sebut Endoplasma (Steven, 2002).
Nukleus  protozoa umumnya hanya satu, tetapi ada juga yang lebih, misalnya Arcella vulgaris. Ciliata secara umum mempunyai dua tipe nuklei dan ciri nukleus umumnya bulat, akan tetapijuga oval. Adapula yang seperti ginjal yang terdapat pada Balantidium coli, sedang kan bentuknya menasbih. Stuktur nukleus pada prinsipnya ada yang vasikilar dan granula. Pada nukleus vesikular, khomatin terkonsentrasi dalam sebuah massa atau butir, sedangkan yang bergranula berkromatin tersebar secara merata dalam butir melalui seluruh nukleus (Loveless, 1987).
Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat di bedakan menjadi atas
1.    Vakuola kontraktil, yang terdapat pada protozoa air tawar.Diman vakuola ini tidak terdapat pada sebagian besar Protozoa yang parasit dan hidup di dala air laut.
2.    Vakuola makanan, Sama halnya dengan vakuola kontraktil.
3.    Vakuola stasionari, dimana vakuola ini mengandung cairan yang berisi kristal-kristal, butiran-bitiran minyak dan materi lainya, yang terdapat pada tubuh protozoa.
Menurut pendapat Loveless (1987) terdapat pada bagian yang melakukan pernafasan secara aerobik. Mitokondria pada umunya memilki tubulus pada bagian dalamnya, yang mana erat hubungannya dengan alat gerak untuk penggunaan energi dan vakuola kontraktil.
Umumnya Protozoa paling sedikit terbungkus oleh membran yang mempunyai sedikit granula seluas permukaannya. Membran memegang peranan penting dalam sistem pengangkutan enzim, sehingga menimbulkan metabolisme yang efisien (Loveless, 1987).

C.      Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.

D.      Klasifikasi Protozoa
Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya.
klasifikasi-protozoa
1.    Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel.    Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria. Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.

2.    Flagellata (Mastigophora)
flagellata

Bergerak dengan flagel (bulu cambuk)     yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
a.    Fitoflagellata
Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat  berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis,  Noctiluca milliaris, Volvox globator.  Zooflagellata Flagellata heterotrofik (Tidakberkloroplas). Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania.

b.   Ciliata (Ciliophora)

cillliata
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.

c.     Apicomplexa (Sporozoa)
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.
Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.  Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.

E.       Perkembangbiakan Protozoa

pembelahan-mitosis



1.    Aseksual
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara :
a.    Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
b.    Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.

2.    Seksual (Generatif)
Perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa dengan cara.
a.    Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya.
Pada Paramaecium mikronukleus yang  sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
b.    Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.

http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/peleburan-gamet-plasmodium.jpg?w=468&h=453



BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah kami paparkan diatas, maka adapn kesimpulan dari makalah ini yaitu protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiselular dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa itu aselular tetapi keseluruhan organisme dibungkus oleh satu plasma membrane. Protozoa atau Hewan bersel satu mencakup banyak organisme renik heterotrof bersel tunggal. Seperti Amoeba serta Paramaecium. Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.

B.       Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memotivasi kami dalam membuat makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak atau kalangan.