Kamis, 17 Januari 2013
Kamis, 10 Januari 2013
PROSES PENYERAPAN AIR DAN MMINERAL OLEH AKAR DAN TRANSFOR GETAH XYLEM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tanaman
merupakan suatu organisme yang dapat dibilang paling banyak melakukan
penyerapan utamanya pada unsur air dan mineral tanah. Penyerapan ini dilkukan
sebagai salah satu kesatuan system metabolisme dalam tanaman. Tanaman melakukan
penyerapan atau absorbs untuk menyebarkan hasil-hasil metabolisme utamanya
hasil fotosintesis dan transport energy ke seluruh tubuh. Hasil transport ini
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Zat-zat yang
ditransport ini termasuk unsure-unsur hara yang ada dalam tanah maupun hara
yang ditambahkan pada tanaman. Hara-hara ini diserap dalam bentuk ion-ion oleh
perakaran tanaman yang selanjutnya disebarkan ke seluruh Proses penyerapan pada
tanaman terjadi karena adanya proses difusi, osmosis, transport aktif dan
imbibisi sebagai sistem transport air, mineral dan hasil metabolisme.
Berdasarkan data
hasil penelitian, (Agus, 2010) terdapat
kesesuaian hasil yang diperoleh dengan nilai yang paling tinggi didapatkan dari
kacang yang direndam pada Aquadest (7,78 x 10-5). Selain itu, sebagian besar
nilai kecepatan yang didapat dengan larutan Sukrosa 0,5 M lebih besar dari
hasil yang menggunakan larutan sukrosa 1 M. jadi pada dasarnya meknaisme
penyerapan nutrisi terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi antara koloid
tanah dan akar tanaman (buluh akar) dan adanya perbedaan potensial antara
keduanya sehingga unsure hara dapat masuk ke tanaman
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami ambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana proses penyerapan Air dan mineral oleh akar?
2.
Bagaimana proses getah xilem?
C.
Tujuan
Dari
Rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah kami adalah sebagai
berikut:
1.
Mengetahui peroses Penyerapan air
dan mineral oleh akar
2.
Mengetahui proses Transpor getah xilem
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Proses Penyerapan Air dan Mineral Oleh
Akar
a. Rambut Akar, Mikorhiza, dan Luas Permukaan
Sel-Sel Kortikal yang Sangat Besar Meningkatkan Penyerapan Air dan
Mineral
Adaptasi yang
meningkatkan luas permukaan dikaitkn dengan fungsi sistem akar dalam penyerapan air dan mineral dari tanah
kebanyakan proses penyerapan ini terjadi didekat ujung akar, yaitu dimana
epidermisnya permiabel terhdap air dan dimana terdapat rambut akar. Rambut akar
yaitu penjuluran dan pemanjangan sel-sel epidermal merupakan struktur yang
menyusun sebagian besar luas permukaan dari akar. Partikel-partikel tanah yang
umumnya dilapisi dengan air dan mineral yang terlarut, melekat erat pada rambut
akar tersebut. Larutan tanah mengalir ke dalam dinding hidrofilik sel epidermal
dan dapat lewat dengan bebas di sepanjang apoplas ke dalam korteks akar. Ini
akan mengakibatkan tereksposnya sel-sel parenkima korteks ke dalam larutan
tanah. Menyediakan suatu luas permukaan yang jauh lebih besar daripada luas
permukaan epidermis.
Saat larutan
tanah bergerka di sepanjang dinding sel, juga terjadi pengambilan air dan zat
terlarut oleh sel-sel epidermis dan korteks, mengakibatkan terjadinya perubahan
jalur dari apoplas ke simplas. Penyebaran membran plasma inilah yang membuat
penyerapan mineral menjadi selektif.larutan tanah umunya sangat encer dan akar
dapat mengakumulasi mineral esensial hingga konsetrasi yang rautsan kali lebih
tinggi daripada konsentrasi mineral yang di dalam tanah.
Dalam urusan
penyerapan air dan mineral dari tanah yang sangat penting ini sebagian besar
tumbuhan tidak melakukannya sendiri,
akan tetapi memiliki partner dalam bentuk fungi simbiotik. Akar yang
“terinfeksi ini akan mebentuk mikorhiza, suatu istilah untuk struktur simbiotik
yang terdiri atas akar tumbuhan yang saling melilit dengan hifa (filamen) dari
fungi tersebut. Hifa akan menyerap air dan mineral tertentu.
Gambar.2 proses penyerapan air dan mineral serta
pengangkutannya.
b. Endodermi berfungsi sebagai penjaga gerbang yang selektif antara korteks
akar dan jaringan pembuluh
Air dan mineral dari tanah yang masuk kedalam korteks akar tidak dapat
diangkut ke bagian lain pada tumbuhan sampe air dan mineral tersebut memasuki
xilem dari silinder pembuluh (stile). Endodermis yaitu lapisan sel-sel yang paling dalam
pada korteks akar, mengelilingi setele dan berfungsi sebagai titik peringkasan
(cbeckpoint) terakhir untuk saluran
aliran selektif mineral dari korteks ke dalam jaringan tumbuhan.
Mineral-mineral yang sudah berada di dalam simplas ketika mencapai endodermis
terus bergerak melalui plasmodesmata sel-sel endodermal masuk ke dalam stele.
Mineral ini telah disaring oleh membran selektif yang harus di lewatinya agar
bisa memasuki simplas dalam korteks. Mineral-mineral yang mencapai endodermis
melalui apoplas akan menghadapi suatu ujung yang buntuh yang menghalangi
alirannya untuk masuk ke dalam stele. Di dalam dinding dari masing-masing sel
endodermal terdapat pita kasparian (casparianstrip),
yaitu suatu pita yang terbuat dari subering, yaitu suatu bahan berlilin yang
kedap terhadap air dan minerla terlarut.
Dengan demikian, air dan mineral tidak dapat menembus endodermis dan
memasuki jaringan pembuluh melalui apoplas. Satu-satunya jalan untuk melewati
halangan tersebut adalah air dan mineral harus melewati membran palsma suatu
sel endodermal dan memasuki stele melalui simplas. Endodermis dengan pita
kasparian memberikan jaminan bahwa tidak ada mineral yang dapat mencapai
jaringan pembuluh akar tanpa melewati membral tersebut..
Jika mineral
tidak memasuki sel-sel korteks, mineral harus memasuki sel-sel endodermal atau
sama sekali tidak dapat memasuki jaringan pembuluh. Struktru dan endodermis dan
letaknya yang strategis pada akar membantu fungsinya sebagai penjaga pintu
masuk diperbatasan korteks stele, suatu fungsi yang menyebabkan akar mempunyai
kemampuan untuk mengangkut secara selektif mineral-mineral tertentu dari tanah
ke xylem.
Segmen terakhir
dalam jalur tanah => xylem adalh proses mengalirnya air dan mineral ke dalam
trakeit dan elemen-elemen pembuluh dari xylem. Sel-sel pengangkutan ini tidak
memiliki protoplas. Sehingga lumensel dan juga dindingnya adalah bagian dan
apoplas. Masuknya air dan mineral ke dalam xylem memerlukan proses pemindahan
keduanya dari simplas ke apoplas. Sel-sel endodermal dan sel-sel parenkima di
dalam stele melepaskan mineral ke dalam dinding sel-sel tersebut. Baik difusi
maupun transpor aktif kemungkinan terlibat dalam proses pemindahan dalam zat
terlarut ini dari simplas ke apoplas sehigga air dan mineral sekarang bebas
memasuki trakeid dan pembuluh-pembuluh xylem. Air dan nutrien mineral di angkut
dari tanah ke xylem akar sekarang dapat di angkut ke atas sebagai getah xylem
menuju sistem tunas.
1. Pengangkutan Apoplast
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler
yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan
ruang antar sel. air masuk dengan cara osmosis. Aliran air secara apoplas tidak
tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis. Air
tidak mengalir karena terhalang bagian endodermis bersifat impermeable yang
memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin. Namun ada bagian yang
khusus yaitu celah kaspari yang bisa dilalui air. Dengan demikian, pengangkutan
air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
2.
Pengangkutan Simplas
Pada pengangkutan ini, setelah masuk
kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak masuk
kedalam sel (inilah yang membedakan dari keduanya). Air masuk sitoplasma dan
vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melalui
plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian
Xylem yang ada bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada
pengangkutan simplas jika diurutkan dari luar kedalam. Sel – sel bulu akar
menuju sel – sel korteks - endodermis - perisikel - xilem.
3.
Transpor Getah Xylem
Transfor getah
xylem mengalir ke atas melalui pembuluh dengan laju 15 meter per jam atau lebih
cepat lagi. Pena bercabang di seluruh bagian daun, menempatkan pembuluh xylem
didekat setiap sel. Daun bergantung pada sistem pengiriman yang efisien ini
untuk persendian airnya. Tumbuhan kehilangan air dalam jumlah yang sangat besar
melalui transfirasi yaitu kehilangan uap air dari daun dan bagian-bagian lain
yang berda di atas permuakaan tanah pada tumbuhan itu.
1)
Naiknya getah xylem sebagian besar
bergantung pada transpirasi dan sifat-sifat fisik air
Getah xylem akan
naik melawan gravitasi,tanpa bantuansuatu pompa mekanis apapun hinggan mencapai
ketinggian lebi dari 100 meter pada pohon-pohon yang paling tinggi.
Transportasi tumbuhan adalah proses
pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada
tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang
terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan
tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh
pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem.
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan
untuk hidup berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Kecuali
gas O2 dan CO2 zat diserap dalam bentuk larutan
ion. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses
imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif.
Imbibisi merupakan penyusupan atau
peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan
mengembang. Misal masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang
yang direndam dalam air beberapa jam.
Diffusi
gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke
konsentrasi rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran
CO2 saat pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
Osmosis merupakan proses perpindahan air
dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang
berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran
semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat
tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel
dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang
ditimbulkan disebut tekanan turgor. Untuk sel tumbuhan bersifat selektif
semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan
dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel
akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut. Peristiwa ini disebut
plasmolisis.
Transpor aktif merupakn pengangkutan
lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+
dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan mengangkut ion
Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula. Arahnya dari
daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Misal perpindahan air dari
korteks ke stele.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahan
diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Air dan garam mineral akan diangkut ke
daun melalui pembuluh kayu (xylem). Komponen utama penyusun xylem adalah elemen
pembuluh (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel-sel yang mati
karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya mempunyai dinding sel. Akar
tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar sebagai
tempat masuknya mineral (zat-zat hara) dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan.
Akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan.Akar tumbuhan merupakan struktur
tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar sebagai tempat masuknya mineral
(zat-zat hara) dari tanah menuju ke seluruh bagian tumbuhan. akar merupakan
kelanjutan sumbu tumbuhan.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk hal tulis
menulis agar lebih berhati-hati dan saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saya mohon kritikan yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB IV
DAFTAR FUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas berkat rahmat, taufik
dan hidayah_Nyalah sehingga makalah
tugas BOTANI yang bertema “Penyerapan Air dan Mineral Oleh Akar dan
Transpor Getah Xilem” dapat tersusun dan selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Terimakasih kami ucapkan kepada
dosen pembimbing yang telah memberikan tugas serta membimbing kami, karena
dengan tugas ini pengetahuan kami semakin bertambah.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan agar kami termotivasi untuk menjadi lebih baik
lagi dalam menyusun tugas makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran untuk kita semua.
Sumbawa
Besar, 26 Desember 2012
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................... i
Daftar
isi.................................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
- Latar Belakang............................................................................................................. 1
- Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
- Tujuan........................................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2
1.
Proses penyerapan Air dan Minieral oleh
akar........................................................... 2
BAB
III PENUTUP
- Kesimpulan.................................................................................................................... 8
- Saran............................................................................................................................... 8
BAB
IV DAFTRA
PUSTAKA.................................................................................................. 9
Senin, 07 Januari 2013
PROTOZOA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Protozoa merupakan hewan bersel
satu. Protozoa
merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang
antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya
dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa.
Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel
tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan
untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien
komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum
protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak
berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana
sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan
dari prokariot karena
ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari
algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat
bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir
karena tidak dapat membentuk badan buah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami simpulkan
berdasarkan latar belakang diatas, antara lain:
1.
Apa pengertian protozoa?
2.
Bagaimanakah morfologi protozoa?
3.
Bagaimanakah fisiologi protozoa?
4.
Bagaimanakah klasifikasi protozoa?
5.
Bagaimanakah perkembangbiakan protozoa?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
harus dicapai:
1.
Untuk mengetahui pengertian protozoa.
2.
Untuk mengetahui morfologi protozoa.
3.
Untuk mengetahui fisiologi protozoa.
4.
Untuk mengetahui pengklasifikasian protozoa.
5.
Untuk mengetahui perkembangbiakan protozoa.
BAB II
PEMBAHASAN
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah
berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos
artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah
hewan pertama. Definisi
protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur
yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiselular dan walaupun hanya
terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme sempurna. Karena
sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan
protozoa itu aselular tetapi keseluruhan organisme dibungkus oleh satu plasma
membrane.
Protozoa
itu kecil, berukuran kurang dari sepuluh micron dan walaupun jarang, ada yang
mencapai 6 milimeter contoh : Ciliata spirostomum sp (3mm) dan sporozoa
Porospora gigantean (16 mm).
Protozoa hidup di dalam air tawar, dalam air laut tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain.
Protozoa hidup di dalam air tawar, dalam air laut tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain.
B.
Morfologi Protozoa
Adapun morfologi protozoa secara
umum:
Protozoa atau
Hewan bersel satu mencakup banyak organisme renik heterotrof bersel tunggal.
Seperti Amoeba serta Paramaecium. Namanya berasal dari dua kata bahasa Yunani: proto
(awal) dan zoon (hewan), sehingga berarti "hewan pertama".
Organisme ini dianggap sebagai eukaryota pertama yang bisa hidup sebagai sel
tunggal di alam (Jasin,1984).
Menurut
(Jasin,1984) ciri-ciri umum yang tergolong pada filum protozoa adalah sebagai
berikut:
1. Tubuh hewan ini
tersususn atas satu sel, ukuranya beberapa mikron sampai milimeter.
2. Umumnya hidup
secara individual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni.
3. Pada umunya
berkembang biak dengan membelah diri.
4. Makananya
berupa bakteri, hewan bersel satu lainya atau sissi organisme.
Stuktur
tubuh pada protozoa yang hanya bersel satu ini, bentuknya bermacam-macam, ada
yang tidak tetap dan ada yang tetap. Sedangkan bentuk tetap ini di sebabkan
telah memiliki pciliculas (kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur ( Jasin,1984).
Sitoplasma sebagaian pada ptotozoa tidak berwarna,
tetapai beberapa spesies yang kecil, misalanya padsa Stentor cocreleus bewarna
biru, dan Blepharisma laterilia berwarna merah atau merah muda. Dua bagian
sitoplasma biasanya di bedakan atas bagian pinggiran yang di sebut Ecloplasma
dan bagian sentral yang lebih padat dan bergranula di sebut Endoplasma (Steven,
2002).
Nukleus protozoa umumnya hanya satu, tetapi ada
juga yang lebih, misalnya Arcella vulgaris. Ciliata secara umum mempunyai dua
tipe nuklei dan ciri nukleus umumnya bulat, akan tetapijuga oval. Adapula yang
seperti ginjal yang terdapat pada Balantidium coli, sedang kan bentuknya
menasbih. Stuktur nukleus pada prinsipnya ada yang vasikilar dan granula. Pada
nukleus vesikular, khomatin terkonsentrasi dalam sebuah massa atau butir,
sedangkan yang bergranula berkromatin tersebar secara merata dalam butir
melalui seluruh nukleus (Loveless, 1987).
Vakuola yang terdapat dalam protozoa
dapat di bedakan menjadi atas
1. Vakuola kontraktil,
yang terdapat pada protozoa air tawar.Diman vakuola ini tidak terdapat pada
sebagian besar Protozoa yang parasit dan hidup di dala air laut.
2. Vakuola
makanan, Sama halnya dengan vakuola kontraktil.
3. Vakuola
stasionari, dimana vakuola ini mengandung cairan yang berisi kristal-kristal,
butiran-bitiran minyak dan materi lainya, yang terdapat pada tubuh protozoa.
Menurut pendapat Loveless (1987) terdapat pada bagian
yang melakukan pernafasan secara aerobik. Mitokondria pada umunya memilki
tubulus pada bagian dalamnya, yang mana erat hubungannya dengan alat gerak
untuk penggunaan energi dan vakuola kontraktil.
Umumnya Protozoa paling sedikit terbungkus oleh membran
yang mempunyai sedikit granula seluas permukaannya. Membran memegang peranan
penting dalam sistem pengangkutan enzim, sehingga menimbulkan metabolisme yang
efisien (Loveless, 1987).
C.
Fisiologi Protozoa
Protozoa
umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi
beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan
manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang
mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui
proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa
umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau
partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang
hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil
dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat
berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan
cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian
masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola
dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara
fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian
membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel
oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian
mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan
tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil
pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan
sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan
protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut
di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap
makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan
kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak
disamping sitosom.
D. Klasifikasi
Protozoa
Protozoa memiliki 4 kelas yang
dibedakan berdasarkan alat geraknya.
1.
Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu
(pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup
di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam
tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria. Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria. Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
2.
Flagellata
(Mastigophora)
Bergerak
dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai
alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
a.
Fitoflagellata
Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat
berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox
globator. Zooflagellata Flagellata
heterotrofik (Tidakberkloroplas). Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania.
b.
Ciliata
(Ciliophora)
Anggota
Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya,
yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih
pendek dari flagel. Memiliki
2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi
hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi
aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi
untuk proses reproduksi seksual.
Ditemukan
vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam
tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh :
Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.
c.
Apicomplexa (Sporozoa)
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora
(sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki
organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan
untuk menembus sel dan jaringan inang.
Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.
Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.
E.
Perkembangbiakan
Protozoa
1.
Aseksual
Sebagian
besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara :
a. Pembelahan mitosis (biner), yaitu
pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan
sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada
Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang
setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur
/memanjang (longitudinal).
b. Spora, Perkembangbiakan aseksual
pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses
sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut
sporozoid.
2.
Seksual
(Generatif)
Perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa dengan cara.
a. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme
yang belum jelas alat kelaminnya.
Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
b. Peleburan gamet Sporozoa
(Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan
gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah kami paparkan
diatas, maka adapn kesimpulan dari makalah ini yaitu protozoa adalah hewan-hewan bersel
tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal
hewan multiselular dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa
merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka
berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa itu aselular tetapi keseluruhan
organisme dibungkus oleh satu plasma membrane. Protozoa atau
Hewan bersel satu mencakup banyak organisme renik heterotrof bersel tunggal.
Seperti Amoeba serta Paramaecium. Protozoa
umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi
beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan
manusia atau hewan ruminansia.
B.
Saran
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memotivasi kami dalam membuat
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak atau
kalangan.
Langganan:
Postingan (Atom)